Thursday, September 22, 2005

Siapakah Paul Robeson?

Entahlah. Yang jelas, nama dia diabadikan jadi nama asrama gw.

Pintu gerbang masuk ke asrama gw itu berwarna biru, dari besi, garis-garis. Untuk masuk, mesti menggesekkan kartu magnetik. Karena kami warga baru yang belum dapet kartu apa-apaan, terpaksa dengan wajah nelangsa nunggu ada orang masuk jadi bisa ikut-ikutan masuk (ah, gak gitu-gitu amat deh). Dari jauh, asrama gw itu keliatannya suram. Soalnya milih warna bata temboknya itu yang warna coklat pucat gitu. Gantung banget deh, kurang cerah ceria gitu.

Ada pos satpam di sebelah kiri gerbang, kalo gw menghadap ke arah gerbang. Di dalamnya ada monitor tivi tempat dimana dia memantau pergerakan kamera CCTV yang dipasang di berbagai tempat. Kalo gak salah ngintip, ada sekitar 11 kamera yang ditempelin di sana sini.

Dari arah gerbang, di sebelah kanan adalah asramanya anak UCL, sementara di tengah dan sebelah kiri adalah asramanya anak SOAS. Setelah melakukan pendaftaran, mendapat receipt of payment dan dapat kunci magnetik plus kunci biasa, gw bergeser ke gedung yang sebelah kiri. Gedung yang tengah itu adalah gedung A, dibelakangnya adalah gedung C, sementara gedung gw ada di sebelah kiri, yaitu gedung B.

Untuk masuk ke gedung B, harus menggesek kartu magnetik. Lalu naiklah gw ke lantai 4. Terima kasih Tuhan, gak perlu naik tangga, tapi tinggal naik lift saja. Tapi tentu saja ada juga tangga biasa untuk tangga darurat. Begitu nyampe di lantai 4, belok ke kiri untuk masuk ke pintu putih bertuliskan 4/4. Berarti, lantai 4, cluster 4. Cluster gw ini berhadapan dengan cluster 4/5 berpintu putih dan di sebelah kanan lift adalah cluster 4/3 berpintu pink.

Masuk ke cluster 4/4 ini pakai kunci biasa. Lalu masuk ke pintu nomer 1, kamar gw, juga dengan pintu biasa.

Eng ing eng, ini dia kamar gw, cihui kan!



Lihat tuh seprai ungu dan sarung bantal pink-nya. Adudududu, cakeup banget dah kamar gw. Gw berasa romantis, huhuhuhuhu. Di kamar gw ada telfon (tapi untuk mengaktifkannya maka harus bayar pakai kartu kredit atau keycom voucher, jadi ya kita biarkan telfon itu berfungsi sebagai pajangan aja), ada sambungan internet gretong, empat colokan tiga pin, satu hardboard di depan meja untuk ditempel-tempelin segala macem, rak buku, jendela dengan bukaan atas bervertical blind, lemari satu pintu (karena itulah baju tetap gw taro di koper aja biar gampang), satu kamar mandi kecil (shower, toilet, wastafel, cermin).

Cukup begitu saja. Jangan lupa, it costs me 105 pounds a week! Huh.

Dalam satu cluster gw itu ada lima kamar. Ruchi dari India, Akiko dari Jepang, Xiaoying dari Cina dan oh no gw lupa namanya yang satu lagi, perempuan berambut panjang warna hitam bersemu ungu gitu deh. Trus dalam satu cluster ini juga, ada satu dapur bersama. Akiko dan Ruchi udah ngetek dua lemari di dapur ini untuk dilengkapi dengan bahan-bahan masakan dan kitchen utensils mereka. Ih, lengkap banget. Jadi bawaan minjem, ketimbang beli.. huehehehe.

Eh tapi, kok gw baru nyandak. Kunci gw itu kan bisa dipake untuk masuk ke pintu cluster PLUS pintu kamar. Hoho, kunci itu berarti bisa dipake juga buat masuk ke kamar yang lain dong? Nah lho nah lho...

Ah tauk ah. Kita percaya diri aja deh. Dan banyak-banyak berdoa. Taelah, suit-suit.

1 Comments:

Anonymous Anonymous said...

mumpung internet gratis, elu bisa puas-puasin ngedownload yahoo games... pas lagi winter, mo kemana-mana dingin, mendingan di kamar aja main game. download deh diner dash, huuuuu seru - gita -

26/9/05 4:50 PM  

Post a Comment

<< Home