Kehangatan Datang Juga
Jadi begini.
Ayah gw yang keji kejam itu (hai ayahku!) inspeksi koper dengan sangat seksama sebelum koper akhirnya ditutup. Walhasil sih emang berhasil dikurangin 2 kilogram ya berat koper gw. Ada shampoo, ada bahan-bahan acehkita, ada buku dan lainnya yang dikeluarin sama dia.
Dari awal gw tau koper gw bakal diinspeksi. Jadi gw sama sekali gak terpikirkan untuk membawa barang-barang yang gede, karena udah pasti bakal dibongkar paksa. Termasuk, tak memikirkan untuk membawa selimut.
Pada saat yang sama, Mbak Eni membawa satu tas khusus untuk bawa bed cover dan Tika juga memuatkan selimut tebal dalam kopernya. Hm, oke. What do I got? Ternyata emang gak bawa kehangatan apa-apa. Well, kecuali dalam hati sih (hush, garing ah!).
Untunglah gw teringat postingan sesama kawan Chevening sebelum berangkat. Pesan moral dari emailnya waktu itu adalah : jangan ragu mengambil selimut dari maskapai penerbangan. Hm, oke. Gw sudah teringat itu begitu memegang selimutnya Cathay Pasific. Tapi karena gw gak bersama sesama Chevening, terus sebelah gw ada mas-mas yang tampangnya rada sok cool tapi lumayan ganteng (hai kamyu, jangan mules ya!) yah.. jadinya gak jadi deh. Sebetulnya gw udah sok-sokan mau keluar belakangan, tapi si mas-mas ini lebih sok-sokan lagi. Wasalam dah tuh selimut Cathay.
Di penerbangan kedua, niat gw semakin bulat. Selimut ini HARUS gw miliki. Untunglah, sederetan gw anak Chevening juga, yang sama-sama punya niatan serupa. Jadilah akhirnya itu selimut kita paksakan masuk dalam ransel, apa pun yang terjadi.
Sampai di asrama, bener aja. Memang seprai, bantal, selimut gak disediakan oleh asrama. Kalau mau, beli sendiri. Gitu pesannya dari jauh-jauh hari. Tapi kan gw gatau mesti beli selimut yang kayak gimana. Ya hiya, pasti mesti beli yang anget, tapi kalo gak salah inget cerita kakak gw, ada klasifikasi selimut juga. Jadilah gw tunda-tunda dulu beli selimut, dan mendahulukan beli seprai, bantal dan sarung bantal.
Hari pertama, lancar. Selimut British Airways berfungsi dengan baik. Hari kedua, lancar juga. Begitu juga hari-hari selanjutnya. Tapi setelah gw tilik dengan baik, gw sering kebangun tengah malem (jam 7 waktu Jakarta) karena berasa kedinginan. Trus punggung gw jadi sakit karena gw tidur merungkel, demi mendapatkan kehangatan. Tidur dalam posisi ng-udang (huayyaaa.. kayak kamyu!).
Oke, beli selimut tak boleh ditunda lagi nih!
Jadilah tadi gw ke Angel, jaraknya gak jauh lah dari asrama. Gw kembali bertemu dengan penjual seprai gw, tapi dia kehabisan stok single duvet (baca : duve). [Hm, gw gatau juga ya kenapa mereka menyebut 'selimut' dengan 'duvet'. Atau ada arti tertentu dari 'duvet' ini? Entahlah. Saya orang baru di sini.]
Trus gw berjalan beberapa langkah, ke toko yang juga jual bed linen and stuff. Setelah melongok-longok, ketemulah itu duvet yang gw cari. Ada yang single. Lalu si pak penjaga toko bertanya "Would you like the polyester or cotton one?" Haduh, mana eke tau. Ternyata maksudnya tuh bungkusnya si duvet ini, bisa poliester atau katun, karena isinya sih sama aja. Harga dong yang ditanya duluan, itu paling penting. Yang poliester itu 8 pounds, sementara yang katun 10 pounds. Crystal clear. Udah pasti gw pilih yang poliester. Murah.
Sembari nunggu orang itu ngambilin single duvet yang gw minta karena dia lagi sibuk ngelayanin pelanggan yang lain, gw memperhatikan bagian belakang covernya si duvet ini.
Ada petunjuk tingkat kehangatan ternyata. Satuannya adalah 'tog'. Jangan tanya ya 'tog' itu apa. Jadi kalo untuk summer use, selimut itu cukup 4,5-7,5 togs. Sementara untuk kategori warm, pilihlah selimut dengan 7,5-12 togs. Dan untuk extra warm, kategorinya adalah 12-15 togs. Gw langsung nyari-nyari yang 15. Warga daerah tropis kayaknya butuh kehangatan lebih dahsyat toh. Hm, yang paling gede tog-nya ternyata tinggal satu duvet saja, ukuran single, dengan 13,5 togs. Boleh lah.
Tunggu punya tunggu. Lama juga si doi ini ngelayani pelanggan yang lain. Dia bolak balik minta maaf siy. Dan dia sungguh baik hati. Dia pun memberikan diskon! Hore! Yang tadinya selimut duvet itu berharga 8 pounds, dia memberikannya kepada gw hanya dengan 7 pounds saja! Hore! Senangnya! 1 pounds terasa begitu berharga...
Jadi sekarang, tempat tidur gw udah makin cakep. Seprai ungu, bantal bersarung pink dan selimut duvet berwarna putih cemerlang. Tinggal cari bungkus duvet aja. Belum nemu yang saik.
Ini dia tempat tidurku sekarang.
Selamat datang kehangatan.. ah, tidur gw pasti nyenyak malam ini..
Ayah gw yang keji kejam itu (hai ayahku!) inspeksi koper dengan sangat seksama sebelum koper akhirnya ditutup. Walhasil sih emang berhasil dikurangin 2 kilogram ya berat koper gw. Ada shampoo, ada bahan-bahan acehkita, ada buku dan lainnya yang dikeluarin sama dia.
Dari awal gw tau koper gw bakal diinspeksi. Jadi gw sama sekali gak terpikirkan untuk membawa barang-barang yang gede, karena udah pasti bakal dibongkar paksa. Termasuk, tak memikirkan untuk membawa selimut.
Pada saat yang sama, Mbak Eni membawa satu tas khusus untuk bawa bed cover dan Tika juga memuatkan selimut tebal dalam kopernya. Hm, oke. What do I got? Ternyata emang gak bawa kehangatan apa-apa. Well, kecuali dalam hati sih (hush, garing ah!).
Untunglah gw teringat postingan sesama kawan Chevening sebelum berangkat. Pesan moral dari emailnya waktu itu adalah : jangan ragu mengambil selimut dari maskapai penerbangan. Hm, oke. Gw sudah teringat itu begitu memegang selimutnya Cathay Pasific. Tapi karena gw gak bersama sesama Chevening, terus sebelah gw ada mas-mas yang tampangnya rada sok cool tapi lumayan ganteng (hai kamyu, jangan mules ya!) yah.. jadinya gak jadi deh. Sebetulnya gw udah sok-sokan mau keluar belakangan, tapi si mas-mas ini lebih sok-sokan lagi. Wasalam dah tuh selimut Cathay.
Di penerbangan kedua, niat gw semakin bulat. Selimut ini HARUS gw miliki. Untunglah, sederetan gw anak Chevening juga, yang sama-sama punya niatan serupa. Jadilah akhirnya itu selimut kita paksakan masuk dalam ransel, apa pun yang terjadi.
Sampai di asrama, bener aja. Memang seprai, bantal, selimut gak disediakan oleh asrama. Kalau mau, beli sendiri. Gitu pesannya dari jauh-jauh hari. Tapi kan gw gatau mesti beli selimut yang kayak gimana. Ya hiya, pasti mesti beli yang anget, tapi kalo gak salah inget cerita kakak gw, ada klasifikasi selimut juga. Jadilah gw tunda-tunda dulu beli selimut, dan mendahulukan beli seprai, bantal dan sarung bantal.
Hari pertama, lancar. Selimut British Airways berfungsi dengan baik. Hari kedua, lancar juga. Begitu juga hari-hari selanjutnya. Tapi setelah gw tilik dengan baik, gw sering kebangun tengah malem (jam 7 waktu Jakarta) karena berasa kedinginan. Trus punggung gw jadi sakit karena gw tidur merungkel, demi mendapatkan kehangatan. Tidur dalam posisi ng-udang (huayyaaa.. kayak kamyu!).
Oke, beli selimut tak boleh ditunda lagi nih!
Jadilah tadi gw ke Angel, jaraknya gak jauh lah dari asrama. Gw kembali bertemu dengan penjual seprai gw, tapi dia kehabisan stok single duvet (baca : duve). [Hm, gw gatau juga ya kenapa mereka menyebut 'selimut' dengan 'duvet'. Atau ada arti tertentu dari 'duvet' ini? Entahlah. Saya orang baru di sini.]
Trus gw berjalan beberapa langkah, ke toko yang juga jual bed linen and stuff. Setelah melongok-longok, ketemulah itu duvet yang gw cari. Ada yang single. Lalu si pak penjaga toko bertanya "Would you like the polyester or cotton one?" Haduh, mana eke tau. Ternyata maksudnya tuh bungkusnya si duvet ini, bisa poliester atau katun, karena isinya sih sama aja. Harga dong yang ditanya duluan, itu paling penting. Yang poliester itu 8 pounds, sementara yang katun 10 pounds. Crystal clear. Udah pasti gw pilih yang poliester. Murah.
Sembari nunggu orang itu ngambilin single duvet yang gw minta karena dia lagi sibuk ngelayanin pelanggan yang lain, gw memperhatikan bagian belakang covernya si duvet ini.
Ada petunjuk tingkat kehangatan ternyata. Satuannya adalah 'tog'. Jangan tanya ya 'tog' itu apa. Jadi kalo untuk summer use, selimut itu cukup 4,5-7,5 togs. Sementara untuk kategori warm, pilihlah selimut dengan 7,5-12 togs. Dan untuk extra warm, kategorinya adalah 12-15 togs. Gw langsung nyari-nyari yang 15. Warga daerah tropis kayaknya butuh kehangatan lebih dahsyat toh. Hm, yang paling gede tog-nya ternyata tinggal satu duvet saja, ukuran single, dengan 13,5 togs. Boleh lah.
Tunggu punya tunggu. Lama juga si doi ini ngelayani pelanggan yang lain. Dia bolak balik minta maaf siy. Dan dia sungguh baik hati. Dia pun memberikan diskon! Hore! Yang tadinya selimut duvet itu berharga 8 pounds, dia memberikannya kepada gw hanya dengan 7 pounds saja! Hore! Senangnya! 1 pounds terasa begitu berharga...
Jadi sekarang, tempat tidur gw udah makin cakep. Seprai ungu, bantal bersarung pink dan selimut duvet berwarna putih cemerlang. Tinggal cari bungkus duvet aja. Belum nemu yang saik.
Ini dia tempat tidurku sekarang.
Selamat datang kehangatan.. ah, tidur gw pasti nyenyak malam ini..
10 Comments:
jangan lupa pakai kondom, dan ficer Suzana Murni diselesaikan.
ahhhh.. bagaimana mungkin elu masih inget soal suzana murni! kamu kejam sekali deh mas ade.. huhuhuhu... gw yakin banyak orang sanggup ngerjainnya lebih bagus dari gw. eh gak mungkin dong. hahahaha..
Kalau dinginnya udah parah bgt, pindahkan posisi kasur ke samping pemanas ruangan. Setelah itu rajin2lah bertengkar dengan orang lain, agar rasa panas itu datang.
mamah kangeeeennnnn.... mau nyusul rasanya....
yeeeeee... kalo beli duvet jangan warna putih atuuuhhh... ingat, elu kan pake selama musim dingin. kebayang dong, betapa tebalnya daki elu nempel di duvet putih cemerlang itu! pasti bisa jadi abu-abu butek dah. mending duvet itu mah yang gelap-gelap ajaaaa... atau beli yang motif loreng sekalian... hauuuummmm -gita-
kalo mau cari duvet yang lutu-lutu, pergilah ke habitat. itu ada di deket sekolah elu, di jalan tottenham court road. ngga jauh dari kantor pusatnya time out. lutu-lutu, harganya sih gue ngga jamin ya, huahahahaha... gita
Idih, yang dikeluarin dari koper itu jelas lebih dari dua kilo. Yang dikirim belakangan lewat pos aja 3,7 kilo, belum lagi gundugan shampo, pepsoden, buku2 lain dsb, jadi pasti ada lho sekitar 5 kiloan tuh....
Papah
gita : lho itu kan emang baru duvet-nya doang. semua warna putih. abis ini gw mesti beri sampulnya duvet itu. mau beli di angel aja, jadi ntar 5 pounds sekalian dapet ganti seprai dan sampul duvet. tsah, sampul! kalo ke habitat mah, gw minta kantong kertasnya aja juga udah bangga :D
mamah : tiket 2000 pounds, visa 85 pounds. berani nyusul?
papah : shampo dikirim? amin! gak usah beli dulu dey kalo gitu... pst, gak boleh itung-itungan kilo gitu sama anak. eh iya, temen gw yang kameramen tv7 itu namanya 'hadi sasongko' dan panggilannya juga 'koko'. ya ampuuun, gw langsung berasa bapak-anak gitu sama dia :D
dan hari ini citra CEMBERUT gara2 ada sodaranya yg mau pulang ke jakarta berniat melungsurkan (tentu GRATIS) duvetnya!!!
hahahahaha...
buat gue semua aja ya duvetnya!
Iya dek, kok duvet-nya PUTIH, sih???
BTW, kamarnya / tempat tidurnya, koq lebih rapi dibandingkan yang di jakarta ya? Apa karena harus ngebersihin sendiri? He..he..
We miss you, bo! -tatah
Post a Comment
<< Home