Jadi Gini...
Gw pengen nulis essay tentang film "Arisan". Ini buat tugas kuliah yang Cinema and Nation, yang hari Selasa siang itu. Eniwei, gw pengen angkat sesuatu dari Indonesia lah buat segala rupa tugas kuliah gw.
Personally, gw emang suka film ini. Tapi secara lebih sirius, film ini teramat menarik karena berjejalan dengan sterotypes dan nilai-nilai tradisional vs nilai modern. Ada Meimei yang pengen hamil biar suaminya bahagia. Ada Sakti yang tidak berani mengakui dia gay. Ada Andien yang balesa dendam selingkuh karena suaminya selingkuh duluan padahal dia yakin banget keluarganya perfecto. Juga ada ibunya Sakti yang ngarep betul anaknya segera kawin dan punya keluarga. Atau Nino yang sudah mengakui dirinya gay, dengan penggambaran ciri gay yang seolah jadi common-sense bagi kita. Tapi inget, semua ini emang sejati-jatinya stereotype.
Lalu yang menarik juga tentu saja bahwa ada scene gay ciuman di situ. Seinget gw, gak ada huru-hara yang menyertai keberadaan scene itu. Beda dengan film "Buruan Cium Gue" yang kemudian diturunin dari peredaran. Kenapa adegan ini lolos sensor? Kenapa orang-orang bisa menerima adegan ini?
Nah, tapi gw bingung. Ini mau disangkutin sama apaan di kuliah gw? Soalnya Cinema and Nation itu banyak bahas soal grammar film. Tentang continuity editing, tentang long take, tentang mis-en-scene, tentang vernacular modernism, dll. Frustokat gw ceritanya. Karena secara teknik, "Arisan" itu kan Hollywood banget. Rasa mata gw sih bilang gitu ya. Dengan continuity editing, dengan cara narasinya, dengan gambar-gambarnya. Biasa gitu sebenernya. Karena emang yang menarik ya adalah isinya, materinya, stereotypes-nya itu.
Jadilah tadi pagi gw ketemu sama dosen gw, Isolde Standish. Di ruang kerjanya yang sempit, banyak buku, di lantai 5 kampus Russel Square. Gw cerita lah tentang si film "Arisan". Isolde tertarik betul rupanya. Aih, jadi gr ekye. "That would make a very interesting essay." Idih, dia overestimates gw banget deeeee... jadi gak enaaak... kekekekekek...
Lantas dia mengajukan sejumlah alternatif untuk essay gw. Yang nyandak di gw ya dua ini.
1. Kenapa adegan gay ciuman ini lolos sensor?
Overall, dia minta gw cerita soal proses sensor film di Indonesia, mana yang bakal dipotong, dan mana yang bakal dilolosin. Ini untuk menjelaskan kenapa scene Sakti dan Nino ciuman itu dipertahankan dalam film tersebut. Juga kenapa tidak ada huru-hara menyertai scene tersebut, mengingat Indonesia adalah negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia.
2. Gimana film "Arisan" di-'jual' di berbagai pasar?
Film ini udah melanglang buana ke banyak negara. Terakhir, film ini diputar di Cardiff Film Festival, mestinya sih Nia diNata ada di sana juga. Lalu film ini juga beberapa kali diputar di sejumlah festival film gay. Dan tentu saja dipasarkan di Indonesia. Menilik dari sampul filmnya, juga dari personifikasi cerita dalam film itu, sasarannya kan middle-up class. Nah, film ini dipasarkan di seluruh bioskop yang ada di Indonesia (melintas batas kelas gitu) atau hanya di bioskop middle-up aja? Lalu gimana film ini dipasarkan di market yang berbeda-beda itu? Ingat, narasi dalam cuplikan film ini berkata "ini film tentang Anda". Well, sumting gitu deh. Nah, karena film ini melintas berbagai market, gw diminta juga untuk melihat film itu dari genre-nya. Universal language apa yang digunakan dalam film ini sehingga bisa diterima atau dipasarkan di banyak market.
Gw jatuh cinta sama gagasan yang kedua dong. Idih kok keren banget gitu kayaknya essay gw entar ya, kukukukuk... Ah jadi gak sabar. Isolde udah ngasih beberapa referensi film yang sebaiknya gw tonton dan buku yang sebaiknya gw baca. Cihuy. Ahoy. Jadi gak sabar untuk ngerjain essay.. *nah, kalo ini baru hiperbola!*
Dan Isolde pun memberikan tambahan kejutan. Oh indahnya dunia pagi tadi. Ternyata, sodara-sodara, essay ini baru dikumpulin tanggal 13 Januari! Astaga. Gw terpana. Padahal tadinya gw udah mules-mules ngebayangin mesti ngerjain dua essay dengan deadline 16 Desember, huayah! Eh, tapi, kok ya.. oooh, what a nice surprise! Bon surpris! Tres bon! Tres joli! Oooh indahnya dunia. Syubidupapap!
Ah cincay kalo gitu. Buat kuliah minggu ke-10, gw tinggal nyiapin presentasi essay "Arisan" ini aja. Itu mah ketjiiiilllll... *belagu mode, on*
Personally, gw emang suka film ini. Tapi secara lebih sirius, film ini teramat menarik karena berjejalan dengan sterotypes dan nilai-nilai tradisional vs nilai modern. Ada Meimei yang pengen hamil biar suaminya bahagia. Ada Sakti yang tidak berani mengakui dia gay. Ada Andien yang balesa dendam selingkuh karena suaminya selingkuh duluan padahal dia yakin banget keluarganya perfecto. Juga ada ibunya Sakti yang ngarep betul anaknya segera kawin dan punya keluarga. Atau Nino yang sudah mengakui dirinya gay, dengan penggambaran ciri gay yang seolah jadi common-sense bagi kita. Tapi inget, semua ini emang sejati-jatinya stereotype.
Lalu yang menarik juga tentu saja bahwa ada scene gay ciuman di situ. Seinget gw, gak ada huru-hara yang menyertai keberadaan scene itu. Beda dengan film "Buruan Cium Gue" yang kemudian diturunin dari peredaran. Kenapa adegan ini lolos sensor? Kenapa orang-orang bisa menerima adegan ini?
Nah, tapi gw bingung. Ini mau disangkutin sama apaan di kuliah gw? Soalnya Cinema and Nation itu banyak bahas soal grammar film. Tentang continuity editing, tentang long take, tentang mis-en-scene, tentang vernacular modernism, dll. Frustokat gw ceritanya. Karena secara teknik, "Arisan" itu kan Hollywood banget. Rasa mata gw sih bilang gitu ya. Dengan continuity editing, dengan cara narasinya, dengan gambar-gambarnya. Biasa gitu sebenernya. Karena emang yang menarik ya adalah isinya, materinya, stereotypes-nya itu.
Jadilah tadi pagi gw ketemu sama dosen gw, Isolde Standish. Di ruang kerjanya yang sempit, banyak buku, di lantai 5 kampus Russel Square. Gw cerita lah tentang si film "Arisan". Isolde tertarik betul rupanya. Aih, jadi gr ekye. "That would make a very interesting essay." Idih, dia overestimates gw banget deeeee... jadi gak enaaak... kekekekekek...
Lantas dia mengajukan sejumlah alternatif untuk essay gw. Yang nyandak di gw ya dua ini.
1. Kenapa adegan gay ciuman ini lolos sensor?
Overall, dia minta gw cerita soal proses sensor film di Indonesia, mana yang bakal dipotong, dan mana yang bakal dilolosin. Ini untuk menjelaskan kenapa scene Sakti dan Nino ciuman itu dipertahankan dalam film tersebut. Juga kenapa tidak ada huru-hara menyertai scene tersebut, mengingat Indonesia adalah negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia.
2. Gimana film "Arisan" di-'jual' di berbagai pasar?
Film ini udah melanglang buana ke banyak negara. Terakhir, film ini diputar di Cardiff Film Festival, mestinya sih Nia diNata ada di sana juga. Lalu film ini juga beberapa kali diputar di sejumlah festival film gay. Dan tentu saja dipasarkan di Indonesia. Menilik dari sampul filmnya, juga dari personifikasi cerita dalam film itu, sasarannya kan middle-up class. Nah, film ini dipasarkan di seluruh bioskop yang ada di Indonesia (melintas batas kelas gitu) atau hanya di bioskop middle-up aja? Lalu gimana film ini dipasarkan di market yang berbeda-beda itu? Ingat, narasi dalam cuplikan film ini berkata "ini film tentang Anda". Well, sumting gitu deh. Nah, karena film ini melintas berbagai market, gw diminta juga untuk melihat film itu dari genre-nya. Universal language apa yang digunakan dalam film ini sehingga bisa diterima atau dipasarkan di banyak market.
Gw jatuh cinta sama gagasan yang kedua dong. Idih kok keren banget gitu kayaknya essay gw entar ya, kukukukuk... Ah jadi gak sabar. Isolde udah ngasih beberapa referensi film yang sebaiknya gw tonton dan buku yang sebaiknya gw baca. Cihuy. Ahoy. Jadi gak sabar untuk ngerjain essay.. *nah, kalo ini baru hiperbola!*
Dan Isolde pun memberikan tambahan kejutan. Oh indahnya dunia pagi tadi. Ternyata, sodara-sodara, essay ini baru dikumpulin tanggal 13 Januari! Astaga. Gw terpana. Padahal tadinya gw udah mules-mules ngebayangin mesti ngerjain dua essay dengan deadline 16 Desember, huayah! Eh, tapi, kok ya.. oooh, what a nice surprise! Bon surpris! Tres bon! Tres joli! Oooh indahnya dunia. Syubidupapap!
Ah cincay kalo gitu. Buat kuliah minggu ke-10, gw tinggal nyiapin presentasi essay "Arisan" ini aja. Itu mah ketjiiiilllll... *belagu mode, on*
0 Comments:
Post a Comment
<< Home