Friday, March 17, 2006

Tahukah Kamu?

Kemarin gw dateng ke diskusi berjudul "Queer Transformation: The Portrayal of Gay and Lesbi Character in Indonesian Films". Pembicaranya tentu saja Ben Murtagh dwongs.

Di presentasinya, Ben cerita soal film-film Indonesia yang memuat tokoh gay dan lesbi. Ih gak nyangka, ternyata banyak bener yak. Dan ini terjadi sejak sebelum tahun 90-an. Idih gile, top banget ternyata.

Ada Istana Kecantikan (1987), yang menampilkan tokoh gay. Yang main film ini tuh Nurul Arifin dan Mathias Muchus. Wadoh, enggak banget deh itu Mathias Muchus dengan kumis tipis gituh, huhuhuhu. Narasi film ini juga ribet banget, tentang A dan B yang adalah pasangan gay, di mana salah satunya buka salon. Kemudian si A menikah dengan C (perempuan), tapi kemudian mendapati bahwa B tidur dengan C. Karena sebel, trus si A ini berusaha membunuh istrinya (C), tapi salah nusuk, jadinya nusuk si B. Film ini berakhir dengan A masuk penjara. Untuk pertama kalinya gw ngeliat footage film langka ini, meski kualitasnya udah jelek banget, huhuhuhu..

Lalu ada Gadis Metropolis (1991), yang menampilkan tokoh pembunuh lesbi. Di akhir cerita, si lesbi ini juga masuk penjara karena membunuh orang. Hadoh, keren amat bow! JB Kristanto dalam buku "Katalog Film Indonesia 1926-1995" menulis kalau yang penting dalam film ini bukan ceritanya, tapi tokoh yang ditampilkan di dalamnya. Hihihi, pasti lah, film Indonesia jaman itu kan pasti ceritanya ajaib-ajaib. Belum lagi tampilan co-ce di jaman itu yang.. hadoooohhhh... rambut megar-megar gitu deh buat ce-nya, hihihihi...

Tapi kenapa mesti masuk penjara? Ben mencatat bahwa di dua film ini, kedua tokoh tidak masuk penjara karena orientasi seksualnya, tapi karena kelakuan mereka yang membunuh orang. Well, at least they are not judged by being homosexual.

Selanjutnya tentu ada Kuldesak (1999). Tokoh Budi dan Yanto itu kan diliatin ciuman. Kalo versi bioskop Indonesia sih ciuman itu di-blurred-kan, tapi khusus LIFS kemarin kita berkesempatan untuk ngeliat versi uncensored. Yang bikin sedih tentu saja adegan pas Budi dipukulin orang-orang karena dia adalah gay. Huhuhuhu...

Tahun 2003, ada film Arisan. Tokoh Nino dan Sakti tentunya dwongs. Kalo menurut gw, tokoh gay di film ini ditampilkan berdasarkan sterotype gay di Indonesia. Misalnya pas Nino angkat gelas, dengan jari kelingking yang terangkat. Itu kan sempet dijadikan penanda seseorang itu gay atau enggak. Atau dengan Sakti yang makein eye shadow buat Meimei. Jangan lupa juga tokoh fotografer majalah yang naksir Sakti itu. Yang gw demen ya line-nya si fotografernya itu:"Uuuh, relationshipnya sama lekong atau perempewi?" Kikikikik... Ternyata Ben punya interpretasi yang agak beda soal film Arisan ini. Soalnya film ini kan emang tentang upper class people, yang sebetulnya juga gak nerima kehadiran gay, makanya Sakti parno gitu kalo ketauan dia gay. Lalu mereka juga digambarkan sebagai pasangan yang setia, monogami. Lalu apa ini berarti kalau jadi gay yang bisa diterima adalah jadi gay di kalangan tertentu upper class dan being monogamous?

Ada lagi Tentang Dia (2005). Ini gak teges-teges karakter lesbi sih, tapi ini dua perempuan kan sahabatan deket banget ceritanya. Gw sendiri sih belom nonton film ini jadi gak bisa komentar banyak.

Virgin (2004)kesayangan gw tentu saja gak ketinggalan dong! Semula gw lupa adegan mana yang dimaksud Ben sebagai menampilkan tokoh gay. Ternyata pas acara ulang taun yang didatengin sama trio Virgin ini. Si co yang ulang taun dijadiin obyek lelang. Laki-laki atau perempuan yang mengajukan penawaran harga tertinggi bagi si co, bakal bercinta sama ini co. Tak dinyata tak diduga, ada co yang nawar dengan harga tinggi. Wakwaawww... kikikikik...

Dan gw juga diingatkan bahwa Janji Joni (2005) juga menampilkan tokoh gay. Inget bagian awal banget film ini? Pas tiap orang dikenalin begitu terlibat dengan film di kehidupan sehari-hari itu lho. Orang ketiga (ce) suka film Last Samurai, begitu juga dengan orang keempat (co) yang suka film itu karena Tom Cruise itu seksi banget. Lalu pas adegan di toilet, yang dimainin sama DJ WInky dan Tora Sudiro itu lhow, ketika mereka ngobrol soal finding soulmate. Tapiiiii yang ngganjel adalah ketika Joni nyari taksi setelah motornya dicuri orang. Soalnya kan ada salah satu taksi yang supirnya agak 'melambai' gitu dan Joni memilih untuk tidak menggunakan taksi itu, meskipun dia sedang sangat terburu-buru untuk sampai bioskop. Huhuhuhu, mestinya adegan itu gak ada aja tuuuhhh...

Terakhir, Detik Terakhir (2005), yang tokohnya adalah lesbi. Huhuhu, gw belom nonton film ini nih...

Nah, banyak juga toh? Gile ya. Besok-besok gw mesti merhatiin lagi deh film Indonesia yang gw tonton dengan cermat supaya bisa mengamati gimana gay/lesbi digambarkan di film.

Hihihi, gw jadi inget lagi presentasi Ben kemarin. Dia mengacu pada buku Arisan, pas tulisannya si Surya Saputra. Di situ, dia menegaskan bahwa meskipun dia memainkan tokoh gay, dia bukanlah gay. Hihihi, penting banget ya bow ternyata untuk menegaskan bahwa dia itu bukan gay. Sama kayak pemerannya Brokeback Mountain yang juga menyempatkan diri untuk bilang bahwa dia bukan gay.

Kekekeke, masih parno ya orang-orang sama gay? Ck ck ck ck...

0 Comments:

Post a Comment

<< Home