Sunday, March 12, 2006

Impian Ibu Dua Anak



Buat ini neh Nenny dateng jauh-jauh dari Birmingham, ada di halte bus jam 5 pagi, lalu nyampe di Victoria lantas pontang panting buat ke SOAS. Buat laki-laki brondie berusia 22 tahun ini. Yang berkata "So what?" ketika Citta mewanti-wanti Nicholas Saputra bahwa Nenny udah married. Wakakakakak... Tuh liat tuh matanya Nenny. Aih tante, ati-ati kena pasal pedofil, kekekekke...

Hari Sabtu kemarin adalah hari terakhir LIFS, London Indonesian Film Screening yang diadakan di SOAS. Pengaturan acara, seperti biasa, rada chaotic gitu. Pertama, ruangan dituker. Yang mestinya pakai L67, lantas diganti jadi G52. Yang mestinya Kuldesak-Arisan di Khalili Lecture Theatre (KLT), lantas dioper ke (ruang kelas) G52. Gw sih gatau menau soal perubahan ruangan. Mungkin gw kuper, mungkin gw budek, mungkin gw gak perhatian. Mendingan kita nyalahin diri sendiri dulu deh daripada berprasangka buruk, ya gak ya gak ya gak..

Nah, pokoknya jadinya gitu deh. Kuldesak-Arisan diputer di G52, dengan asumsi sudah cukup banyak orang nonton Arisan, dan mungkin bakal lebih banyak yang tertarik nonton Daun di Atas Bantal-Novel Tanpa Huruf R. Soalnya kan G52 itu lebih kecil dibandingkan KLT gitchuw bow wow. Gw sih demen-demen aja banyak film yang diputer. Kekekek, perlu ada sedikit pengakuan nih. Gw baru nonton Kuldesak, Novel dan Eliana Eliana ya di LIFS ini, kekekekke... duh, malunya dirikyu..

Penontonnya sih lumayan banyak. Asik juga mendapati banyak bule yang dateng di pemutaran film kali ini, karena sasarannya emang ya mereka-mereka itu. Kayaknya. Kekekekek...

Makan siang kali ini adalah Pizza Hut. Ami beli beberapa karton pizza hut yang large gitu, trus beberapa chicken wings. Wadoh, gw baru menyadari bahwa chicken wings di Pizza Hut London ini endyang jugah! Aduh senangnya... Di Jakarta sih gw doyang banget chicken wings-nya Pizza Hut, eh di sini ternyata lebih enak pula. Sip sip sip. Gw langsung teringat kartu NUS gw yang menyediakan diskon bagi pembelian Pizza Hut. Sip! Perlu dijajal nih esok lusa...

Yang PALING menyenangkan dari LIFS hari ini adalah sesi diskusi. Ada dua diskusi yang dilangsungkan di hari terakhir LIFS (idih, bahasa gw resmi banget) yaitu Contemporary Indonesian Cinema dan Gender and Sexuality in South East Asian Cinema. Gw nonton yang kedua dong. Pembicaranya adalah Ben Murtagh (idolakyuuu..) dan Chris Berry (Goldsmiths). Aduh, hati gw meleleh sepanjang diskusi. Awal diskusi emang rada tersendat-sendat gitu tapi kemudian jadi asik banget diskusinya. Yang itungannya lumayan paham Indonesia (film Indonesia tepatnya) adalah Ben, karena Chris Berry dan Rachel siapa itu yang jadi moderatornya itu area studiesnya bukan Indonesia.

Salah satu peserta diskusi bertanya apakah dengan menampilkan tokoh gay dalam film Indonesia itu bisa dianggap ada keterbukaan serta penerimaan dari budaya Indonesia? Ben lalu jawab,"Which culture?" Aih kamyu, mengingatkan gw akan kelas kuliah gw sama Mark Hobart dey. Lalu ini juga mengingatkan gw akan perdebatan tentang RUU Anti Pornografi dan Pornoaksi yang selalu sok-sokan mengacu sama 'budaya Indonesia yang bla bla bla bli bli bli' gitu. Ih.



Seluruh acara LIFS rampung di jam 6 sore. Panitia langsung pada bubar jalan gitu. Gw Tika dan M'Eni macet sebentar bersama Dedy-Djatu dan Nenny serta Bisma yang datang dari Birmingham itu. Mumpung pintu SOAS udah ditutup, mumpung udah sepi, ya ampyun, ya apa lagi dong selain poto-poto.. hihihihi..

Abis itu mampir Covent Garden dan beli Ben's Cookies! Huaduh. Harta karun! Terakhir ke Covent Garden sama Citta emang celingak celinguk cari toko ini dan gak nemu. Ealah, untung aja Dedy tiba-tiba mencetuskan ide cemerlang untuk beli kue-kue lezat ini. Yum yum yuummm.. kuenya itu meleleh gitu di mulut.. endyaaanggg booowww... Dengan curangnya tadi gw mencicip kue sana dan sini gitu dan mengamankan Ben's Cookies gw! Hahahah! Rasakan kalian semuaaaa... *apa seh*

Puas di Covent Garden, mampir Swatch dan lagi-lagi ini membuat gw meratapi rak-rak jam indah itu. Kenapa ya harga mereka mesti mahal-mahal? Mengapa dunia ini mesti kejam, bertaburan benda-benda indah lalu membelenggu gw dengan keinginan untuk berhemat? Mengapa? Mengapa? Katakan mengapaa...

Seperti biasa, Djatu emang jagonya ngusul tempat makan. Idih emang deh top banget! Kali ini sasaran kita adalah Kopi Tiam, sebuah resto Malaysian food di Dean Street. Seputaran China Town gitu deh, tapi gak persis di China Town-nya. Ngerti gak? Gw sih kagak, kekekekekke...

Kopi Tiam ini tempatnya enak deh. Lebih mewah dibandingin Wong Kei maupun C&R, tapi harganya sih sami mawon aja ya. Hm, agak beda siiiy. Kalo makan patungan di Wong Kei itu sekitar £5-6, kalo di C&R dan Kopi Tiam ini sekitar £8-10. Beda tipis kan? Yaaa anggep aja beda tipis deh! Hihihihi...

Kita pesan beragam macam menu. Hainam chicken rice, kwetiaw, sambal udang, rujak dan roti cane. Idih, top deeeyy.. layak nih buat andelan makanan Asia. Niat awal sebetulnya mau pesen makan tengah, pesen lauk plus nasi buat bareng-bareng gitu. Tapi kemudian keinginan-keinginan egois tak tertahankan. Walhasil tiap orang pesen makanan beda-beda, meskipun sendok dan garpu tetep aja saling menjajah makanan piring sebelah.



Kenyang dan bahagia lah sepulangnya dari Kopi Tiam! Tadinya kita pingin nginep aja di Kopi Tiam, karena canda ria dan ketawa ketiwi kami gak tertahankan di sana. Setelah perut kenyang, tentu jadi saat yang paling tepat untuk mengupdate gosip-gosip artis ibukota. Sumbernya siapa lagi kalo bukan M'Eni, yang tiap Jumat malam sibuk buka berbagai macam situs gosip artis itu, hahahaha...

Sesi gosip diisi pertanyaan dan pernyataan gak penting seperti "Ya ampun, Ateng udah meninggal? Kapan?", "Avie Naif itu katanya meninggal karena radang, tapi kayaknya sih karena aids juga", "Eddy Sud itu meninggalnya sesudah atau sebelum Itje Trisnawati kawin lagi?" atau "Pelawak stock-on-you itu meninggal, udah tau kan?" hihihihi.. sumpeeee.. gak pentiiinggg bangettt... Tapi bukankah hal-hal penting yang membuat kita menghargai hidup? *ngomong apa sih gw*

Kelar makan, Tika terpaksa pulang meski udah ada iming-iming dasyat dari Djatu untuk menginap saja di rumah Djatu atau di tempat gw. Apakah gerangan iming-iming dari Djatu?

DONGKRAK ANTIK!

Yeeeiiihaaaa... Warkop! Warkop! Warkop! (semuanya tepuk tangaaann..) Warkop! Warkop! Warkooooppppp!

Sampai di rumah Djatu, penonton mulai syahdu, siap di posisi masing-masing dengan cemilan yang berbeda-beda. Lampu pun dimatiin, volume komputer digedein, demi memberi efek bioskop di kamar Djatu-Dedy yang "selengan kanan adalah jendela, selengan kiri adalah dapur, selengan ke depan adalah meja belajar".. hihihihi...

Dan mulailah.. moment of truth..

"Siapa yang pesen air minum pake obat perangsang?"

Dwong dweeenggg... huakakakakakkakaka... Ben Murtagh dan Mark Hobart MESTI nonton film ini neh!

0 Comments:

Post a Comment

<< Home