Thursday, May 04, 2006

DITOLAK @$£?>+£$_"(£$)!$(!

Cuma satu kata dah buat negara Jerman: BAJINGAN!

Sumpaaaahhhh tooookkaaaaaiiiii setokai tokainya umat manusiaaaaaa!

Hhhhhhh... *menenangkan diri*
...
...
...
...

Jadi gini. Barusan M'Ayu telfon gw, membawa kabar buruk itu: permohonan Verpflichtungserklärung gw ditolak. D I T O L A K. Mooonyiiiisssss...

Pada akhirnya, yang jadi sukarelawan pengundang gw adalah Pak Hendra. Dan tadi, Pak Hendra itu dah dateng ke kantor apa itu entah deh.

Sehari sebelumnya, tentu saja ada kesibukan dari arah London. Gw sibuk nge-fax travel insurance gw ke M'Ayu, untuk dilampirkan dalam permohonan itu. Bencinya tuh yeee.. karena gw mesti segera ngirim travel insurance gw ke Jerman demi surat bajingan itu, maka gw mesti beli insurance yang langsung gitu lhow. Jadilah gw beli di kantor pos seharga £20, karena gw bepergian selama 8 hari. Mahal ya bo? EMANG! *nyolot*

Yang tambah bikin nyolot adalah karena tiba-tiba harga nge-fax naik. Najiong gak sih? Jelas najiong abiiiisss. Lah pertama nge-fax itu £1.50 per lembar, kenapa juga tiba-tiba naik jadi £1.75 dalam waktu gak sampe seminggu?!?! Gak pentiiinggg deh luuuu..

Hokeh, kita kembali ke Pak Hendra dan perjalanan Verpflichtungserklärung terkasih ini. Dalam bahasa Inggris, itu adalah 'formal obligation' si pengundang. Artinya bahwa si pengundang ini sanggup lahir batin ngundang tamunya untuk berkunjung.

Dan alasan penolakan terhadap pengajuan 'formal obligation' itu adalah karena gak ada health insurance yang menanggung gw selama di Jerman. *kesel* Jadi mestinya M'Ayu atau Pak Hendra sebagai pengundang itu ngurusin health insurance buat gw sebagai tamunya. Nah, untuk ngurus insurance itu, tentunya tidak mudah. Ah, apa sih di negara itu yang gampang??? *kesel* Untuk ngurusin insurance buat gw itu, berarti si pihak mengundang mesti meyakinkan si kantor semprul itu bahwa rumahnya cukup besar untuk menampung si tamu, misalnya. Yaaa kayak gitu deh. Itu kan semprul byanggetttt tooohhh... *sempruuullll*

Abis itu gw sempet berbincang dengan Ibu Ani di telfon. Dia ikutan bingung karena selama ini dia ngundang teman atau keluarganya ke Jerman cukup pake surat undangan pribadi doang. Dan itu ngundang tamu dari Indonesia! Lah ini mengapa gw yang dari kota metropolitan dunia bernama London ini malah susah banget?

Apa? Monyis? BAANGGGEETTTTT!

Laknaaattttttt lah pokoknya ini negara! Sumpeeeehhh...



Mestinya tuh Verpflichtungserklärung itu berbentuk seperti ini. Tentunya, ini bukan punya gw dwongs, ini punya Citta.

Nah gw heran dah, kenapa juga Citta lancar aja ke Jerman sementara gw penuh kesengsaraan dan kenestapaan gini... Kuncinya ada pada Esther. Esther ini adalah temen se-flat dan sekampus Citta, aseli Jerman dan bertindak sebagai pengundang Citta. Konon, Citta mestinya juga dikenakan insurance laknat ini. Tapiiii, Esther dengan cakap bersilat lidah dengan si petugas sedemikian rupa sehingga Citta terbebas dari insurance itu. Laaahhh tapi ya mana tau gitu si Esther ngeles-nya apaan aja dari kewajiban itu.. Secara dia native dan lawyer gitu lhoww... Lagian masa gw mengharapkan Pak Hendra, Ibu Ani atau siapa pun itu yang mendukung kedatangan gw ke Jerman untuk berantem ama petugas administrasi?! Ya enggak laahh..

Tapi ini emang Jerman semprul abis. Sabar, cerita berikut ini memang mesti dicermati dengan tingkat konsentrasi tinggi..

Tersebutlah M'Ayu dan M'Ging ini tinggal di Koln. Tapi mereka gagal menguruskan Verpflichtungserklärung karena M'Ayu nomaden dan M'Ging belum perpanjang paspor. Lalu ada seorang kawan mereka yang bersedia jadi pengundang, tapi gak bisa juga. Mengapa oh mengapa? Karena dia adalah seorang freelancer. Lho memang kenapa dengan menjadi seorang freelancer? Ooohhh jelas berpengaruh. Karena freelancer tak punya slip gaji tooh, sementara untuk bikin surat itu mesti ngelampirin slip gaji. Hoookeeeehhh...

Karena itu kemudian berpaling ke Pak Hendra dan Ibu Ani, tapi mereka tinggal di Bonn. Oh tidak mengapa, yang penting punya pekerjaan, punya surat kontrak rumah dan punya slip gaji. Tapiiiiiii... formulir permohonan formal obligation ini ternyata berbeda antara di Koln dan Bonn. Formulir di Koln itu isiannya banyak, tapi syaratnya dikit; sementara formulir di Bonn itu isiannya dikit tapi syaratnya banyak! Salah satunya ya si syarat keberadaan insurance laknat itu. Hhhhhhhhh...

Sejak kesemprulan formal obligation ini, gw udah melongok situs Germanwings, tempat gw membeli tiket pesawat. Gw udah nyari-nyari gimana caranya ngebatalin pembelian tiket, tapi gak nemu-nemu di mana itu keterangannya. Tapi kegalauan gw terus bertambah karena kan gw udah ngeluarin duit buat beli travel insurance buat 8 hari di Jerman getooohhh.

M'Ayu pun mengajukan usul untuk berlaku sebagai turis standar aja. Booking hotel gitu. Huhuhu, padahal kan niat semula itu tuh nyari surat undangan supaya gak perlu booking hotel.. huhuhuhu akhirnya jatuh ke kubangan ini juga daaahh.. Sesuai usul M'Ayu, bookinglah hotel, lalu begitu visa keluar, batalin itu booking hotelnya!

Jadi? Apa yang akan gw lakukan?

Taaauuukkkk aaaahhhh... Sisa hari ini mau gw habiskan untuk memaki Jerman aja!

1 Comments:

Anonymous Anonymous said...

He..he... cari aja gambarnya hitler terus diinjek2 3x/hari :)

Pa2h

4/5/06 10:46 PM  

Post a Comment

<< Home