Saturday, October 08, 2005

Ah Yang Penting Makan

Buka puasa bareng pertama di KBRI, diadain sama PPI London. Sekalian juga ada lapor-diri ke KBRI. Tapi tujuan utama jelas dong : cari makan. Apa lagi? Masa penasaran sama PPI London. Ah byasa ajah tuh.

Acara di KBRI itu sumpeh dah bow, garingnya minta ampun. Dibuka sama orang-orang KBRI yang hhhh, plis deh, hari gini masih ngasih 'pengarahan' gitu bow. Dan tentunya, sebagai warisan feodal dalam kepalanya, dia selalu menyebut kami-kami ini sebagai 'adek-adek'. Yea rite. Ditambah lagi, ketika si siapa itu lah bapak dari KBRI ini ngoceh di depan, dia seolah-olah menafikkan keberadaan kami sebagai audiens. Dia selalu bicara dengan diimbuhi "... jadi begitu Pak KUAI.." Gw pikir, ni orang yang disebut-sebut namanya kok antik banget (kayak dongkrak antiknya Dono, hukukukukuk). Tapi setelah dia menyebut Kuasa Usaha Indonesia, gw langsung tersadar. Gw pun langsung balik badan ke arah Mbak Eni dan berkata "Omigod. KUAI tuh maksudnya Kuasa Usaha Indonesia itu?" Mbak Eni mengangguk dan gw terkikik sendiri. Hari gini manggil nama orang pake jabatan? Ah kalian feodal betul.

Abis itu lawakan-lawakan berikutnya pun terasa getir. Ada pemutaran film. Well, ceritanya pasti profile-nya PPI London. Sampai film itu abis -yaitu film berwarna ungu, oh entah mengapa warnanya begitu, dan amateur abeus gitu- gw tetep gak nyandak. Tika pun dengan gak sopannya : tidur. Ini sebenernya PPI London maunya opo toh? Ah, tapi warga PPI London itu keliatannya mati-matian juga berusaha menghibur kami. Oh, maafkan kami. Mau ketawa, kok gak lucu. Tapi kalo gak ketawa, kok rasanya gak sopan.

Saat yang dinanti pun tiba juga. Makan. Ah, ternyata gak gretong (sigh) tapi bayar cuma 2,5 pounds (well, hurray then). Makanannya adalah ayam goreng, lalu telur bulet dicabein (meski yang lebih terasa adalah rasa tomatnya) serta sayur asem (tapi kenapa sayur asem ada wortelnya ya?). Selain itu juga ada mi bakso di mangkok myny (karena ini lebih kecil dari sekedar 'mini') seharga 1,5 pounds.

Pikir punya pikir, akhirnya kami memutuskan untuk cabut aja dah. Lagian juga agak sulit nyambung sama yang lain. Seperti diceritakan kembali oleh Citta, seorang kawannya hidup-sulit-di-London-dengan-1000-pounds-sebulan. APA? SERIBU POUNDS? Oh. Angka stipend kita pun gak nyampe segitu. Dan SENGSARA? Yea rite.

Dari pertemuan di KBRI itu, gw tau juga kawan-kawan Chevening yang lain, yaitu Citta dan Rini. Wuaduh, asik, nambah lagi deh Londoners yang bisa diajak jalan-jalan, ahoy senangnya!

Oxford Street dan Regent Street pun kita susuri dengan riang gembira (enggak deng, ada juga yang ngeluh 'woadoh, jalannya jauh amat' huhuhuhu), demi menemukan tempat ngupi. Taelaaa... kebiasaan di Jakarta kok dibawa-bawa, nyari kedai ngupi. Akhirnya bener deh, kita nemunya di Leicester Square juga. Di tempat namanya Rendez-vous. Cita-cita Mbak Eni untuk makan es krim di tengah udara dingin pun tercapai, huekekekek.

Kaum have-fun-go-mad di Jum'at malem ini akhirnya berpisah di pukul 22 lewat.



Tika yang semula berjanji menginap di asrama kami (huh, musuhan) akhirnya gak jadi. "Gw janjian ceting sama Ucup." Huhuhu, silahkan permataku. Jadilah cuma Mbak Iis yang jadi nginep di kamar gw. Tuh liat, dia masih bobo sekarang.

2 Comments:

Anonymous Anonymous said...

wah bagus postingnya menghibur diriku dikala sabtu2 yang sepi ini..
hayu kapan kita ke bonbin? hehehe!

8/10/05 10:00 AM  
Anonymous Anonymous said...

wah bagus postingnya menghibur diriku dikala sabtu2 yang sepi ini..
hayu kapan kita ke bonbin? hehehe!

8/10/05 10:00 AM  

Post a Comment

<< Home