Di Mana Cahaya Itu?
Sore tadi, jam 4 sore, di Trafalgar Square, sumpeeeh rame banget sama orang. Kebanyakan tentunya adalah orang India, karena sore tadi ada Diwali Festival. Siapakah Diwali? Entah lah. Yang pasti, judul dalam bahasa mudahnya adalah Festival of Light. Idih, keren gak tuh. Mempesona gitu.
Lantas kami ke sana. Gw, Mbak Eni, Tika, Citta, Rini, Pauline dan Mas Israr menyusul belakangan. Di mana-mana memang terpampang tulisan Happy Diwali Day, meskipun menurut orang India-nya sendiri, Diwali itu baru diperingati dua minggu mendatang. Jadi, Diwali Festival perjuangan niy ceritanya?
Yang jelas, banyaaaak banget orang tumpah ruah di Trafalgar. Astaganaga. Maksud mulia untuk menghayati Diwali dengan ada di tengah-tengah orang India dan mendekatkan diri ke panggung, mendingan dibuang jauh-jauh. Ngeliatnya aja sempit, gimana ngejajal.
Lalu di panggung, silih berganti orang terlihat menari. Tentunya dengan riuh rendah musik India yang emang bikin goyang banget itu. Kami-kami yang ada jauuuh dari panggung, di belakang patung St-Martin-is-in-da-house ini ikutan joget dan berusaha meresapi makna Diwali, apa pun itu maknanya.
Abis itu kita makin garing di tengah dinginnya angin 11-19 derajat Celcius di London hari ini. Di panggung udah bukan lagi orang nari-nari, tapi udah mulai sambutan dari anu dan itu. Yang pasti ada ketua panitia dan mayor of London yang ngomong di atas panggung. Tapi setelah itu masih ada beberapa orang lagi yang nekat ngasih sambutan. Lah dikira kita peduli gitu? Huhuhuhu.
Lantas, seperti layaknya acara-acara peresmian, diterbangkanlah balon ke udara. Ada lah yang nanya "Kok balonnya warna putih, oranye dan hijau ya?" Lalu ada juga yang nekat menjawab "Ya itu kan warna khas..." Hayo, emangnya warna khas apa? Gatau juga kan? Huehehehehehe..
Karena waktu semakin mendesak, akhirnya yang lebih kita pikirkan adalah bagimana sebaiknya kita berbuka puasa. Pilihannya adalah Misato, Wong Kei dan Subway. Gw jelas emoh Subway. Ada Wong Kei gitu lho, udah jelas lebih enak. Sementara Citta abis-abisan mempromosikan Misato. Oke. Rombongan pun dipisah dua. Tika-Pauline-Israr memilih Subway, sementara kami yang berperut longgar ini pilih Wong Kei. Slurup.
Wong Kei ini adalah restoran Cina. Mayan ngetop dan lumayan murah lah kalo makannya rame-rame. Porsinya gede, pas buat makan tengah. Lokasinya deket Leicester Square. Dari situ, cari KFC (sebelahnya gedung Switzerland yang ada jam geda dan berbunyi-bunyi itu), lalu cari Wong Kei ini sejajar KFC. Lokasinya setelah Misato dan Crispy Duck. Deketan juga sama tempat jual kartu Super Asia alias Superman.
Dan lihat, ini tadi makanan kami. Bukankah mereka tampak begitu enak, sehat dan menggiurkan? Karena ini makan tengah, tiap orang patungannya 5,25 pounds. Sedep toooh.. Nyam nyam nyam...
Jadi, menu ini adalah : chicken with sweet and sour sauce, squid in chilly and bean sauce serta stir-fry mixed vegetable (alias capcay goreng pastinya). Aduh itu sweet-and-sour saucenya sumpah mati nendaaaang banget. Endaaang banget, sumpaaah.
Setelah perut kenyang, semua terasa lebih bercahaya. Bahagia gitu. Lalu balik lagi ke Trafalgar untuk bergabung kembali bersama Pauline-Tika-Israr. Tika promosi es krim 1 pounds yang enaaaaak banget di sebelahnya Subway. Boleh lah kapan hari kita coba.
Tapi, janji palsu rupanya India-India ini. Sampai jam 7 lewat kita ninggalin Trafalgar, gak ada cahaya-cahaya yang ditampilkan. Padahal Rini udah berharap ada fireworks yang mempesona. Ada siy cahaya lampu panggung, tapi ya masa Festival of Light begitu doang.
Jadi, mana itu cahayanya bow?
Lantas kami ke sana. Gw, Mbak Eni, Tika, Citta, Rini, Pauline dan Mas Israr menyusul belakangan. Di mana-mana memang terpampang tulisan Happy Diwali Day, meskipun menurut orang India-nya sendiri, Diwali itu baru diperingati dua minggu mendatang. Jadi, Diwali Festival perjuangan niy ceritanya?
Yang jelas, banyaaaak banget orang tumpah ruah di Trafalgar. Astaganaga. Maksud mulia untuk menghayati Diwali dengan ada di tengah-tengah orang India dan mendekatkan diri ke panggung, mendingan dibuang jauh-jauh. Ngeliatnya aja sempit, gimana ngejajal.
Lalu di panggung, silih berganti orang terlihat menari. Tentunya dengan riuh rendah musik India yang emang bikin goyang banget itu. Kami-kami yang ada jauuuh dari panggung, di belakang patung St-Martin-is-in-da-house ini ikutan joget dan berusaha meresapi makna Diwali, apa pun itu maknanya.
Abis itu kita makin garing di tengah dinginnya angin 11-19 derajat Celcius di London hari ini. Di panggung udah bukan lagi orang nari-nari, tapi udah mulai sambutan dari anu dan itu. Yang pasti ada ketua panitia dan mayor of London yang ngomong di atas panggung. Tapi setelah itu masih ada beberapa orang lagi yang nekat ngasih sambutan. Lah dikira kita peduli gitu? Huhuhuhu.
Lantas, seperti layaknya acara-acara peresmian, diterbangkanlah balon ke udara. Ada lah yang nanya "Kok balonnya warna putih, oranye dan hijau ya?" Lalu ada juga yang nekat menjawab "Ya itu kan warna khas..." Hayo, emangnya warna khas apa? Gatau juga kan? Huehehehehehe..
Karena waktu semakin mendesak, akhirnya yang lebih kita pikirkan adalah bagimana sebaiknya kita berbuka puasa. Pilihannya adalah Misato, Wong Kei dan Subway. Gw jelas emoh Subway. Ada Wong Kei gitu lho, udah jelas lebih enak. Sementara Citta abis-abisan mempromosikan Misato. Oke. Rombongan pun dipisah dua. Tika-Pauline-Israr memilih Subway, sementara kami yang berperut longgar ini pilih Wong Kei. Slurup.
Wong Kei ini adalah restoran Cina. Mayan ngetop dan lumayan murah lah kalo makannya rame-rame. Porsinya gede, pas buat makan tengah. Lokasinya deket Leicester Square. Dari situ, cari KFC (sebelahnya gedung Switzerland yang ada jam geda dan berbunyi-bunyi itu), lalu cari Wong Kei ini sejajar KFC. Lokasinya setelah Misato dan Crispy Duck. Deketan juga sama tempat jual kartu Super Asia alias Superman.
Dan lihat, ini tadi makanan kami. Bukankah mereka tampak begitu enak, sehat dan menggiurkan? Karena ini makan tengah, tiap orang patungannya 5,25 pounds. Sedep toooh.. Nyam nyam nyam...
Jadi, menu ini adalah : chicken with sweet and sour sauce, squid in chilly and bean sauce serta stir-fry mixed vegetable (alias capcay goreng pastinya). Aduh itu sweet-and-sour saucenya sumpah mati nendaaaang banget. Endaaang banget, sumpaaah.
Setelah perut kenyang, semua terasa lebih bercahaya. Bahagia gitu. Lalu balik lagi ke Trafalgar untuk bergabung kembali bersama Pauline-Tika-Israr. Tika promosi es krim 1 pounds yang enaaaaak banget di sebelahnya Subway. Boleh lah kapan hari kita coba.
Tapi, janji palsu rupanya India-India ini. Sampai jam 7 lewat kita ninggalin Trafalgar, gak ada cahaya-cahaya yang ditampilkan. Padahal Rini udah berharap ada fireworks yang mempesona. Ada siy cahaya lampu panggung, tapi ya masa Festival of Light begitu doang.
Jadi, mana itu cahayanya bow?
4 Comments:
Gue juga pernah kecewa ama yg namanya Diwali ini. Taun lalu gue sempet2nya ada di Singapore pas hari raya India ini, di sana disebut Deepavali. Gue juga nungguin mana ya cahayanya. Ga ada juga tuh, adanya cuman pertunjukan tabla di Esplanade yang masuknya mahal kaliii. Padahal "Festival of Light", bagus banget ya namanya... -Naning
Ah Citra..loe bikin sirik ajah yah...-Leli-
makanan di wong kei emang enak le. enaaaaak banget sumpah deh. gapapa kok kalo elu sirik, huehehe. ntar september 2006, gw beli take away buat elu aja? hihihihi.
enakan mana ama cahaya timur?
Post a Comment
<< Home